RSS

Daily Archives: 31 January 2015

Kacang koro

kacang koro

Jika Anda penggemar camilan dari polong-polongan, sudah pasti Anda familiar dengan rasa nikmat dan gurih kacang koro. Jenis kacang yang satu ini memang cukup populer dijadikan makanan ringan atau camilan saat bersantai. Kacang dengan nama latin Canavalia ini pada dasarnya ternagi lagi ke dalam beberapa varian atau jenis. Di Indonesia sendiri, ada 3 jenis kacang koro yang populer dikonsumsi dan dimanfaatkan. Varian tersebut antara lain Canavalia gladiata atau kacang koro pedang, Mucuna prurien atau kacang koro benguk, dan kacang koro kecipir atau Psophocarpus tetragonolobus. Ketiga bahan baku ini lazim digunakan dalam berbagai bidang termasuk sebagai salah satu alternatif pengganti kedelai dalam pembuatan tempe dan juga tahu. Selain sama-sama berkerabat dalam lingkup fabaceae atau polong-polongan, pada faktanya kandungan gizi koro juga hampir serupa dengan kedelai. Jadi, kacang koro merupakan alternatif terbaik. Terlebih harganya cukup murah jika dibanding kedelai.

Klasifikasi Kacang Koro

Dalam dunia taksonomi, kacang koro diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Kingdom : Plantae (tumbuhan).
  2. Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan yang berpembuluh).
  3. Superdivisio : Spermatophyta (tumbuhan yang menghasilkan biji).
  4. Divisio : magnoliophyta (tumbuhan dengan bunga).
  5. Kelas : Magnoliopsida (tumbuhan berkeping dua / dikotil).
  6. Sub-kelas : Rosidae.
  7. Ordo : Fabales.
  8. Familia : Fabaceae (suku polong-polongan).
  9. Genus : Canavalia.
  10. Spesies : Canavalia gladiata (Jack.) DC., Canavalia ensiformis ( L.) DC., Mucuna prurien, dll

Di antara spesies atau jenis kacang koro, jenis Canavalia gladiata (Jack.) DC. atau kacang koro pedang yang paling banyak digunakan dan dimanfaatkan. Hal ini dikarenakan kandungan gizi-nya yang jauh lebih lengkap dan khusus di Indonesia, jenis kacang koro inilah yang paling mudah ditemukan.

Kacang Koro Pedang

s

Pada dasarnya, kacang koro memang disinyalir berasal dari benua Asia juga Afrika. pada mulanya kacang ini secara besar-besaran ditanam khususnya di wilayah Asia Selatan juga Tenggara. Negara tersebut antara lain Myanmar, Indo-China, Sri Lanka, India dan lain-lain. Meski demikian, secara aktual, kacang koro pedang telah ternaturalisasi dan kini juga dengan mudah dijumpai di Indonesia. Tanaman koro pedang sendiri merupakan tanaman pemanjat tahunan dimana proses pertumbuhannya tidak memakan waktu lama dan dilengkapi dengan batang kayu dengan panjang maksimal 10 meter. Kacang koro berdaun tiga dengan bentuk membundar seperti telur, lancip dan memiliki bulu halus jarang pada kedua sisinya. Adapun bunganya serupa tandan di ketiak dan terkeluk balik dengan warna putih. Sementara itu buahnya berupa polongan dengan bentuk lonjong memita, ujungnya cenderung lebar dan dalam kondisi tertentu melengkung. Biji dalam polongan kacang koro memiliki bentuk lonjong dengan warna variatif yakni merah muda, merah, merah kecoklatan dan bahkan hitam pekat. Namun dalam kondisi tertentu, warna biji ini tak jarang dijumpai yang berwarna putih bersih.

Kacang koro pedang merupakan salah satu jenis koro yang dapat ditemukan dengan mudah di Indonesia. Kara Pedang (Canavalia Ensiformis), berasal dari Asia atau Afrika. Kara Pedang secara luas ditanam di Asia Selatan dan Asia Tenggara, terutama di India, Sri Lanka, Myanmar dan Indo-China. Dan kini telah tersebar di seluruh daerah tropis dan telah ternaturalisasi di beberapa daerah termasuk juga Indonesia.Nama lain kara pedang (Canavalia Ensiformis) adalah kara adalah kara parasman.Di Jawa Tengah, kara pedang dikenal dengan nama koro bedog, koro bendo, koro loke, koro gogok, koro wedhung, dan koro kaji ( Lahiya, 1983, dalam Handajani, 1993). Di Jawa Barat, kara pedang dikenal dengan nama kaos bakol ( Maradjo, 1976, dalam Handajani, 1993),dan dalam bahasa Inggris disebut Sword Jack Bean. Sedangkan klasifikasi kacang kara pedang,adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub-kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Familia : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Canavalia

Spesies : Canavalia Ensiformis (Jack.) DC.

f

MANFAAT KACANG KORO PEDANG (Canavalia gladiata)

Kara pedang digunakan sebagai sayuran, makanan hewan dan pupuk hijau. Polong muda yang masih hijau digunakan sebagai bahan makanan di Asia tropis, sebagai sayuran hijau yang direbus mirip dengan buncis ( Phaseolus vulgaris L.). Polong yang sudah dewasa tetapi masih segar dan berwarna hijau juga dikonsumsi sebagai sayuran. Bunga dan daun muda digunakan dalam mengukus sebagai perasa. Di Jawa kara pedang digunakan sebagai penutup tanaman yang berjangka waktu pendek dan sebagai pupuk hijau. Kadang-kadang digunakan sebagai makanan hewan tetapi lebih sedikit dibanding dengan kara parang ( Canavalia ensiformis ( L.) DC.). Biji merah muda kadang-kadang digunakan sebagai obat tradisional Cina. Urease yang diekstrak dari kara pedang digunakan dalam analisis laboratorium

Selain itu kacang koro pedang juga dimanfaatkan untuk membuat tahu dan tempe (http://id.wikipedia.org/wiki/Tempe). Koro pedang digunakan sebagai pengganti kedelai, karena selain harganya jauh lebih murah dibanding kedelai (per kilo Rp. 3500), juga penanamannya sangat mudah (Liputan 6 – SCTV) Selain itu koro pedang memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan kedelai.

Dari beberapa sumber juga menyebutkan :

  1. Memiliki kandungan zat gizi yang tinggi antara lain : protein, lemak, dan mineral. Selain itu kara pedang juga memiliki serat yang dapat digunakan sebagai dietary fiber.2. Memiliki kandungan nir gizi, diantaranya Lectin, dan Canavanine. Selain itu biji kacang koro pedang memiliki bau yang kuat, dan bersifat racun.
  2. Kandungan nir gizi ini dapat diatasi dengan perendaman, penghancuran, pemanasan, dan dapat juga dengan fermentasi.

4. Dapat dimanfaatkan sebagai sayur, pengganti kedelai untuk produk tempe, tahu, dan juga kecap.

Nah begitulah artikel mengenai ” Mengenal Kacang Koro dan Manfaat Yang terkandung di Dalamnya “, semoga artikel ini bisa dijadikan sebuah wacana dan bermanfaat untuk pembaca. Saya ucapkan terimakasih sudah membaca artikel saya.

Terimakasih anda telah membaca artikel Mengenal Kacang Koro dan Manfaat Yang terkandung di Dalamnya Silahkan baca artikel Yepi Share Everything Tentang Sekedar Share Yang lainnya. Dan saya ucapkan juga terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Semoga Bermanfaat untuk anda.

 
Leave a comment

Posted by on 31 January 2015 in JENIS-JENIS, Kacang Koro

 

Kacang Gude

photfile-images_cajanus-cajan-01-rrs-kacanggude

Gude, kacang gude, atau kacang bali (Cajanus cajan) adalah sejenis tanaman kacang-kacangan yang bersifat tahunan (perenial). Bijinya dapat dimakan dan menjadi sumber pangan alternatif. Tanaman ini relatif tahan panas dan kering sehingga cocok sebagai tanaman penghijauan kawasan kering.

Di Indonesia, tumbuhan ini disebut binatung (Makassar),[6] fouhate (Ternate dan Tidore),[7] gude, kacang kayu, kacang gude (Jawa), kacang bali (Bahasa Melayu), kacang hiris (Sunda), kance (Bugis), kekace, undis (Bali), kacang iris, kacang turis, lebui, legui, puwe jai (Halmahera), tulis (Rote), tunis (Timor), dan ritik lias (Batak Karo).[8]

Deskripsi

q

Gude merupakan perdu dengan tinggi mencapai 3 m.[9] Tumbuhan ini juga merupakan kacang tahunan dengan umur yang tidak terlalu panjang, hanya 1-5 tahun.[7] Batangnya berbulu halus, dan bercabang banyak. Ia berbentuk bulat, beralur, berbulu, hijau kecokelatan. Daunnya ganda, beranak daun berjumlah tiga. Ada bulu-bulu halus baik pada bagian atas maupun bawahnya. Helai daun bulat telur sampai elips, tersebar, ujung dan pangkalnya runcing, tepinya rata, bentuk pertulangannya menyirip, dan warnanya hijau.[8] Tangkainya pendek berwarna hijau. Bunganya berbentuk kupu-kupu, berwarna jingga, ataupun kecoklat-coklatan.[9] berjumlah majemuk, karangan bunga sepanjang 15-30 cm, serbuk sarinya berwarna kuning, putiknya satu, bengkok, mahkotanya berwarna kuning dan juga berbentuk kupu-kupu.[6] Buahnya polong, dapat mencapai 7,5 cm,[9] lurus/membengkok seperti sabit, membulat, menjorong/agak persegi. Biji berwarna putih, krim, coklat, ungu kehitaman,[7] dan juga kecil. Akarnya tunggang, dan berwarna putih kotor.[6]

e

Polong yang memecah, memperlihatkan biji

Gude berkecambah 2-3 minggu setelah disemai di tanah. Apabila ditanam secara vegetatif, dia akan tumbuh secara lambat. Setelah 2-3 bulan, maka dia akan bertumbuh dengan akselerasi. Mulai berbunga 56-210 kemudian setelah penyemaian. Kacang gude berusia dewasa dalam waktu 95-256 hari dalam kondisi normal di waktu musim hujan pada waktu siang yang panjang. Apabila siangnya pendek, perpanjang tubuh tumbuhan akan melambat dan bunganya akan terakselerasi. Di Indonesia, musim berbunga dan berbuah mungkin terjadi sepanjang tahun.[10]

Persebaran & habitat

t

Polong muda

Menurut Setijati Sastrapradja dkk. (1981), gude ditemukan di ditemukan di Afrika. Pusat keanekaragamannya yang kedua adalah berada di India. Sekarang, tumbuhan ini acapkali bisa ditemui di wilayah-wilayah tropis dan subtropis.[9] Menurut catatan Prosea, gude berasal dari India, dan menyebar hingga Asia Tenggara. Gude sampai ke Afrika 2000 SM atau lebih awal daripada itu, dan mencapai Amerika lewat jalan perdagangan budak-budak Afrika dan sejumlah penaklukan di sana, dan datangnya gude ini diperkirakan melalui Atlantik dan Pasifik. Ia kini tumbuh di seluruh wilayah tropis, termasuk Anakbenua India dan Afrika Selatan, kemungkinan abad ke-17 Masehi.[10][11]

Catatan-catatan lain menunjukkan bahwa kemungkinan ia memang datang dari India. Pusat persebarannya adalah bagian timur semenanjung India, termasuk wilayah Odisha, yang di sana ada kerabat liarnya (Mansi) yang dapat ditemui di hutan tropis.[12] Penemuan arkeologis terhadap kacang bali didapati dalam dua situs Neolitik di Odisha, Gopalpur dan Golbai Sassan yang bertanggal sekitar 3.400 dan 3.000 tahun lalu, dan sebuah situs di India Selatan, Sanganakallu dan Tuljapur Garhi, yang juga bertanggal 3,400 tahun lalu.[13] Dari India, ia sampai ke Afrika Timur dan Afrika Barat. Saat kacang ini didapati oleh orang Eropa, maka dari situlah kacang gude diberi nama Congo Pea (Kacang Kongo).[11]

Di Indonesia, gude paling tidak sudah dibudiayakan di Pulau Jawa Di Pulau Jawa sejak abad ke-6 Masehi. Budidaya gude secara luas belum pernah dilakukan, tapi kacang gude umumnya ditanam di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.[14] Terutama di Jawa bagian timur, banyak ditemukan di huma-huma maupun kebun-kebun hingga pada ketinggian 2000 mdpl.[9] Heyne mengatakan tumbuhan ini ditanam 1650 mdpl. Dia bisa dibudidayakan baik di negara-negara beriklim tropis maupun subtropis. Dahulu, di wilayah Sunda, tumbuhan ini ditanam baik di lahan kring ataupun tanggul untuk mengairi sawah.[15] Di Jawa, gude ditanam sebagai tanaman pangan atau sebagai pupuk hijau. Dapat tumbuh dari dataran rendah hingga pada ketinggian 2000 mdpl. Pertumbuhannya membutuhkan banyak cahaya matahari dan tidak tahan terhadap kondisi lembap.[16]

 
Leave a comment

Posted by on 31 January 2015 in JENIS-JENIS, Kacang Gude